Sikapi Demam Batu Akik

Dalam beberapa bulan ini, Negara tercinta kita Indonesia sedang dilanda Demam. Bukan demam karena infeksi bakteri ataupun virus, tetapi demam yang mampu mengguncang dan mengilaukan dunia. Demam ini sangat menguntungkan dan juga banyak digandrungi semua kalangan. Mulai dari warga sipil biasa sampai dengan kalangan elit bahkan presiden sekalipun.  Yakni deman Batu Akik.

Tidak tahu entah siapa yang membuat demam batu akik ini merajarela. Namun kehadirannya sangat menggemparkan Dunia. Mulai dari perkotaan samapi dengan pelosok desapun terkena demam ini. Dari orang dewasa sampai anak-anakpun memeriahkan demam ini.

Bisa dilihat hampir disemua pinggiran jalan, kini banyak sekali yang menjajakan jasa untuk membuat Bau Akik ini. Memang dari sisi Ekonomi penomena batu akik ini sangat menguntugkan. Namun disamping itu ada sisi negative ddari phenomena ini. Orang-orang setiap hari bergelut dengan hobi barunya ini sehingga pekerjaan yang lain ditinggalkan.

Inilah yang ditakutkan oleh Ahdi, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Margacinta. Saya takut para Guru dan staf lebih suka menceritakan tentang  Batu Akik daripada mengajar dan memberikan ilmu kepada para siswa “ujarnya”.

Ahdi, S.Pd., M.Pd tidak melarang para Guru dan stafnya untuk menyukai dan meiliki batu alam ini, namun jangan sampai mengganggu kewajiban sebagai seorang pengajar atau pendidik. Karena deman batu akik ini hanya phenomena musiman saja, tetapi mengajar calon pemimpin dimasa depan adalah suatu dedikasi dan perjuangan. Jangan sampai  pahlawan tanpa tanda jasa dikalahkan  hanya karena Batu Akik yang menyilaukan mata.

Siswa itu jauh lebih berharga daripada apapun, karena merekalah yang akan menggantikan para pendahulu, mengubah dan membuat negeri menjadi jauh lebih baik sehingga tercapai Negara yang “Baldatun Toyibatun wa robbun Ghofur”.