Saturday, 28 November 2015

Akibat diterjang hujan yang deras, jembatan alternatif/ pembantu Citamiang hanyut terbawa arus sungai yang besar. Jembatan alternatif yang terbuat dari bambu ini adalah satu-satunya akses jalan yang dapat digunakan untuk mencapai 3 dusun di Desa Margacinta, yakni Dusun Cidawung, Pangancraan dan Margajaya.

Akibat hanyutnya jembatan alternatif tersebut, kini khususnya masyarakat dusun Cidawung dan Pangancraan sulit beraktifitas. Untuk sekedar menyebrang menggunakan sepeda motor saja sudah sulit. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah siswa-siswi SDN 2 Margacinta mengalami kesulitan guna sampai kesekolah tepat wakktu.

Untuk sampai kesekolah, para siswa dari Dusun Cibunian ini harus melewati sungai dengan arus yang cukup deras dan dalam. Bahkan ada beberapa siswa yang harus rela semua buku pelajarannya basah akibat tercebur ketika menyebrang sungai.

Bukan hanya siswanya saja, namun para penndidik (Guru) yang bertempat tinggal dari arah Cijulang harus rela mengambil jalan memutar ke Kecamatan Parigi agar dapat sampai ke sekolah.

IMG_20151127_065845Menurut Tita Aryanti (25) hanyutnya jembatan pengganti ini terjadi hari Kamis 26 Nopember 2015 sekitar pukul 16.30an. Pasa saat itu hujan deras menguyur kawasan tersebut sehingga mengakibatkan debit air disungan Citamiang ini meningkat. Akibat tidak dapat menahan derasnya aliran air, maka jembatan yang terbuat dari kayu ini hanyut terbawa derasnya air.
Keesokan harinya Sarimin (50) beserta warga lainnya melihat ke lokasi jembatan yang hanyut, dan berusaha memperbaiki jembatan tersebut. Sampai berita ini di posting, masyarakat sekitar baru hanya membuat jalur untuk pejalan kaki saja. Itupun bermodal beberapa bambu yang disimpan berjajaran.
“kita tunggu Bos proyek dulu, baru membuat lagi “ tambah Sarimin

Seerti yang ditahui bahwa Jembatan alternatif ini dibuat sebagai pengganti jembatan Citamiang yang kini sedang dibangun ulang karena kondisinya yang sudah memprihatinkan. Dibawah pengawasan CV. GEMA NUSANTARA pembangunan jembatan Citamiang ini menghabiskan kurang lebih Rp. . 2.188.262.000 dari Dana APBD Kabupaten Pangandaran.

Apapun pekerjaannya, kita dituntut untuk profesional apalagi kita adalah abdi negara, pendidik bahkan diberi gelar guru tanpa tanda jasa.
  • Guru mendidik para calon pemimpin dimasa depan.
  • Guru membentuk karakter dan sikap para penerus generasi negara Indonesia.
  • Guru itu di guru dan ditiru. Digugu perintahnya dan ditiru kelakuannya.
Bagimana perintah kita digugu/dikerjakan jika kita saja belum bisa mengerjakan apa yang diperintahkan. Bagimana akhlak/ tingkah laku kita layak untuk ditiru jika akhlak kita saja tak pantas ditiru.
  • Guru mungkin saja “Pahlawan tanpa tanda jasa” namun kenyataannya gurulah yang paling berjasa membentuk karakter suatu bangsa.
  • Setiap diri adalah guru. Tak peduli siapa kita, pekerjaan kita, strata sosial kita, darimana kita berasal. Kita semua adalah seorang pendidik. Guru bagi diri sendiri kita sendiri, dan guru bagi anak-anak kita. Karena guru pertama yang dikenal oleh anak adalah orangtua mereka
Kita harus lakukan yang terbaik, memberikan yang terbaik, sehingga hasil yang kita dapatkan sesuatu hal yang baik pula.
  • Didiklah penerus bangsa ini dengan penuh kejujuran hingga jika mereka besar nanti menjadi seorang yang jujur.
  • Didiklah para penerus bangsa penuh dengan keikhlasan hingga jika besar nanti mengabdi dengan penuh keikhlasan
  • Didiklah calon pemimpin masa depan dengan penuh tanggung jawab. Hingga jika kelak mereka menjadi pemimpin, maka mereka menjadi pemimpin yang bertanggung jawab pada rakyatnya
Sumber: http://sdn2margacinta.sch.id/guru-siapa-mereka-ini-jawabannya/
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pengurus PGRI cabang Cijulang mengadaka upacara peringatan HUT PGRI yang ke 70 tepat pada waktu. Menurut kabar yang tersebar bahwa ada dilingkungan Kantor Bupati Pangandaran akan melaksanakan perayaan HUT PGRI pada hari Senin 30 Nopember 2015 nanti. Perayaan ini sengaja diundur sehingga disatukan perayaannya dengan HUT KORPI.

Bertempat di gedung Serbaguna KPRI “TUGU” Cijulang, upacara peringatan HUT PGRI yang ke 70 dilaksanakan. Ratusan guru dari semua tingkat pendidikan hadir pada hari itu. Ini adalah tahun kedua upacara HUT PGRI diadakan didalam ruangan. Tahun 2014 juga diadakan didalam ruangan dikarenakan cuaca pada saat itu sedang musim penghujan.

Meskipun terasa sesak dan juga panas, namun upacara peringatan HUT PGRI ke 70 berjalan dengan khidmat. Kepala UPTD Dikbudpora Kkecamatan Cijulang Abdul Rohim, M.Pd dalam sambutannya mengajakan kepada seluruh pendidik (guru) supaya lebih propesional lagi dalam mengabdi mencerdaskan para calon penerus bangsa ini.

Seusainya upcara peringatan HUT PGRI ke 70, ditempat yang sama juga diadakan lomba hias nasi tumpeng dan juga lomba joged

Peringatan Hari ulang tahun PGRI yang ke 70 diramaikan dengan berbagai macam kegiatan. Pengurus PGRI Cabang Cijulang pada tahun ini menyelenggarakan beberapa kegiatan demi memeriahkan helatan Akbar seluruh Guru di Indonesia.
Adapun kegiatan yang diadakan diantaranya:
  1. Jalan sehat
  2. Lomba hias tumpeng , dan
  3. Lomba joged
Kegiatan pada tahun ini sedikit berkurang. tidak seperti tahun kemarin, peryaaan HUT PGRI di cabang Kecamatan cijulang diadakan banyak sekali kegiatan seperti: jalan sehat, turnamen bola volley, bulu tangkis, lomba paduan suara dan lainnya.

Menurut Ketua PGRI cabang Cijulang H. ANO, S.Pd.,M.Pd berkurangnya kegiatan HUT PGRI adalah karena masalah badget. Pendanaan yang kami miliki terbatas, sehingga hanya mengadakan kegiatan seadanya. Namun yang paling penting adalah bagaimana acara yang sederhana ini tetap mampu menjalin silaturahmi yang bai “tutur H. Ano, S.Pd.,M.Pd

Ditemui secara terpisah dalam kegiatan Jalan sehat , kepala UPTD Dikbudpora Abdul rohim, M.Pd menuturkan bahwa mari kita bersama-sama menjadikan moment HUT PGRI sebagai motivasi supaya menjadi pendidik yang benar-benar pendidik (Profesional).

Monday, 16 November 2015

Negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia sekaligus negara yang dijuluki tanah surga nampaknya mulai kehilangan bibit pengelola ketahanan pangan. Seringnya Indonesia meng-infor  bahan makanan seperti kedelai, beras, jagung dari negara lain menjadi salah satu ciri.

Ketahanan pangan bukan hanya da ditangan pemerintah, namun juga ada ditangan rakyat itu sendiri. Bagaimana tidak, di zaman modernisasi seperti sekarang hampir tidak ada anak yang bercita-cita menjadi petani. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi Dokter, pilot, tentara bahkan PNS.

Bukan berarti mereka tidak boleh memiliki mimpi, namun tidak ada salahnya jika anak ingin menjadi seorang petani/pekebun. Bukan Dokter, pilot yang menghasilkan beras, tetapi petani. Dan anehnya lagi terkadang anak malu jika mereka ditanya apa pekerjaan orangtua mereka. Mereka lebih bangga menyebutkan bahwa orangtuanya adalah seorang direktur perusahaan daripada seorang petani.

Betapa rendahnya bahkan jika mereka dalah orangtuanya. Inilah yang harus kita tanamkan sejak dini kepada anak/siswa. Terlebih lagi kita tinggal dipedesaan yang didominasi oelh para petani. Berikan pemahanan kepada anak/siswa bahwa petani memiliki andil yang besar bagi bangsa ini.  Petani itu adalah pahlawan pangan suatu negara.

Saturday, 14 November 2015



Kepala sekolah SDN 2 Margacinta Ahdi, S.Pd.,M.Pd memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada para anggota Pramuka SMK Miftahul Ulum Cimerak yang kebetulan singgal di SDN 2 Margacinta. Terlebih lagi mereka bersedia ikut serta dalam latihan Pramuka yang saat itu sedang berlangsung.

Pastinya mereka sangat capek setelah berjalan seharian penuh, namun luar biasanya mereka masih semangat ikut dalam latihan Pramuka “sapa Ahdi, S.Pd.,M.Pd”

Terima kasih telah berbaur dengan anak-anak disini dan memberikan mereka pengalaman yang sangat berharga “tambah Ahdi, S.Pd.,M.Pd”

Dalam kesempatan itu pula siswa Pramuka SMK Miftahul Ulum Cimerak ini meminta izin untuk bermalam di SDN 2 Margacinta. Dengan nada yang ramah Ahdi, S.Pd.,M.Pd memberikan izin, dengan catatan mereka tertib dan tidak melakukan sesuatu hal yang tidak baik.



Jum’at  sore Pangkalan SDN 2 Margacinta kedatangan tamu. Yakni Kakak-kakan dari SMK Miftahul Ulum Cimerak yang sedang mengadakan perjalanan untuk naik tingkat menjadi LAKSANA.

Saat itu di Pangkalan SDN 2 Margacinta sedang diadakan latihan Pramuka dengan materi tali temali d an Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).  Menurut Hamzah Hamdan Puadi salah satu dari anggota Pramuka SMK Miftahul Ulum Cimerak menuturkan bahwa mereka melaksanakan perjalanan selama 3hari dengan tujuan akhir adalah Pantai Batu Karas.

Di pantai batukaraslah nantinya mereka akan resmi dilantik menjadi LAKSANA. Dalam lawatannya ke Pangkalan SDN 2 Margacinta, kakak-kakan BANTARA sempat memberikan sedikit materi kepada adik-adik mereka.

Menurut Diana, adanya kakak-kakak dari SMK Miftahul Ulum Cimerak ini menjadi penyemangat mereka dalam mengikuti kegitan Pramuka. Baginya setiap kali bertemu dengan orang yang berbeda, maka akan mendapat pengalaman baru.

16 siswa SMK Miftahul Ulum Cimerak ini menginap di ruang kelas SDN 2 Margacinta selama 1 malam. Dalam bincang-bincangnya, mereka menuturkan bahwa malam sebelumnya mereka menginap di MTs Ciakar dan siangnya berjalan kaki menyusuri jalan hingga tiba di SDN 2 Margacinta. Sungguh beruntung kami bisa menyaksikan dan turut andil dalam latihan pramuka di SDN 2 Margacinta “tutur Hamzah”.

Bagi mereka suatu pengalaman tersendiri ikut serta melatih adik-adik cikal bakal penerus Gerakan Pramuka, apalagi sampai menjadi Pembina Upacara Penutupan. Ada rasa gugup loh “tutur mereka sambil tertawa




Target pembangunan Mushola yang ingin rampung sebelum bergulirnya semester baru di Tahun pelajaran 2015/2015 nampaknya bukan hanya angan-angan saja. Namun menurut Karsan Kartoyo selaku Komite Sekolah ada beberapa syarat yang harus terpenuhi jika target tersebut ingin tercapai. Dan syarat yang paling utama adalah lancarnya keuangan.

Untuk saat ini pembangunan mushola dibiayai dari iurang komite dan sukarelawan. berbagai cara sudah dilakukan mulai donatur sampai dengan melayangkan Proposal. Namun untuk saat ini masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan.

Ditemui ditempat yang berbeda Ahdi, S.Pd.,M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Margacinta menuturkan bahwa dirinya akan menggunakan sosial media guna menarik donatur/ sukarelawan. sasarannya adalah alumni SDN 2 Margacinta yang ingin membangun almamaternya.
Saya kira menggunakan media sosial adalah salah satu cara yang tepat, apalagi dizaman modern seperti sekarang “tutur Ahdi, S.Pd.,M.Pd”

Adapun media sosial yang digunakan untuk menarik donatur untuk menyumbang diantaranya Facebook, Twitter, Website Resmi, blog dan lain sebagainya. 

Lebih lanjut, beliau tidak menutup kemungkinan bagi  orang yang bukan Alumni untuk menyumbang. Menurutnya bagi siapa saja baik itu alumni atau simpatisan yang ingin ikut menyumbang bisa secara langsung maupun via rekening dengan nomor:
4016-01-012936-53-1 atas nama Komite SD Negeri 2 Margacinta



Pemeriksaan aset Sekolah oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten Pangandaran pada hari Kamis 12 Nopember 2015 menyisakan berbagai catatan bagi SDN 2 Margacinta. Diantaranya adalah agar pihak sekolah lebih tertib lagi dalam pencatatan aset yang ada disekolah.

Lebih lanjut menurut Hadi Sudarmo salah satu pemeriksa bahwa kedepannya harus lebih tertib dalam pengelolaan aset. Salah satunya ialah ketika ada barang aset yang rusak, maka jangan dibuang dulu. Simpanlah ditempat khusus. Nantinya aset yang rusak tersebut akan menjadi bukti bahwa aset tersebut benar-benar rusak dan bukan hanya laporan/data yang mengada-ngada “tambah Hadi Sudarmo”.

Kemudian Hadi Sudarmo juga menuturkan bahwa jangan sampai data-data yang terdahulu mengenai aset disimpan disembarang tempat. Karena hal yang membuat pemeriksaan aset disuatu intansi menjadi lama adalah tidak adanya dokumen/bukti suatu aset dan biasanya yang sering kali terjadi adalah pada Rehab sekolah. 

Bekerjalah sesuai dengan aturan dan jangan pernah mengada-ngadakan suatu barang yang tidak ada. Serta meniadakan suatu barang yang jelas-jelas ada

Sumber: http://sdn2margacinta.sch.id/hadi-sudarmo-pengelolaan-aset-haruslah-tertib/