Tepatnya
hari Jum’at 20 Maret 2015 guru beserta para staf SDN 2 Margacinta pergi ke Kota
Banjar. Bukan untuk pinik atau rekresiasi, namun untuk menjennguk salah satu
siswi SDN 2 Margacinta yang sedang sakit.
Malia Putri
Alicia putera dari Bapak Mahja sudah hampir 3 minggu tidak dapat sekolah karena
keadaannya yang sedanng sakit. Awalnya siswi Kelas 3 ini hanya di Rawat di
Puskesmas, kemudian pindah ke klinik.
Namun karena kondisinya yang belum pula menunjukan perkembangan, maka
pihak kinik merujuk malia untuk berobat ke Rumah Sakit Banjar untuk mendapatkan
penanganan yang lebih lanjut.
Menurut
Mahja “Orangtua Malia” Malia itu sakit Typus. Hal tersebut diakibatkan karena
penyakit maag nya yang sudah dikatakan kronis. Bahkan menurut kabar saat buang
hajat saja sudah mengeluarkan darah. Terlebih Kandungan Hemoglobin (Hb) sempat
hanya sampai 5. Diketahui bahwa orang sehat biasanya memilkiHb 12.
Menindak lanjuti,
kemudian dokter menyarankan agar Malia ditranspusi darah. Benar saja, menurut
Mahja, Malia menghabiskan 5 labu darah untuk meningkatkan kandungan
Hemoglobnnya (Hb). Saya sedikit terkejut saat melihat seluruh badan anak saya
yang sangat pucat “tutur Mahja”.
Mahja menerangkan pula bahwa Malia susah untuk
makan. Untuk makan saja susah “ujarnya”.
Malia enggan makan karena mungkin makannya tidak disukai. Jelas saja waktu
masih balita, Malia dibesarkan di Malaysia ketika oraang tuanya menjadi TKI.
Jadi wajar saja jika kondisi lambungnya tidak menerima makanan yang ada di
Indonesia, terutama makanan sederhana yang ada dikampung.
Terlebih
lagi malia bila disekolah Malia lebih sering memakan makanan yang berpengawet
seperti mie rebus dan lainnya.
Ahdi,
S.Pd.,M.pd menuturkan bahwa Malia jangan diberi beban pikiran, terutama tentang
bersekolah. Nya teu kenging waka mikiran
sakola, sing damang heula we “tutur Ahdi”.
0 komentar:
Post a Comment