Friday, 31 July 2015

Sulit memang dizaman yang modern seperti sekarang menolak segala jenis inovasi dalam berbagai hal. Mulai transportasi sampai dengan informasi.

Tidak seperti dulu, sekarang informasi dari seluruh dunia dapat diakses dengan mudah dan sangat cepat. Itulah yang disebut dengan Globalisasi.

Bukan hanya diperkotaan saja yang merasakan dampak dari Globalisasi, namun juga sudah sampai didaerah pedesaan. Yang menjadi sasaran juga bukan hanya orang dewasa, namun sudah merambah kepada anak diusia belia.

Disinilah peran orangtua sangat dibutuhkan. Karena sekolah hanya dapat mengawasi perilaku siswa saat disekolah saja, tetapi jika sudah keluar dari jam sekolah maka para siswa menjadi tanggung jawab orangtuanya.

Beredarnya berbagai macam Gadget membuat pemikiran anak berubah. Kini anak lebih sering dan sibuk memainkan Gadget mereka dibandingkan dengan bermain dengan teman sejawat mereka. 
Seiring berjalannya waktu, mereka akan menjadi sangat ketergantungan dengan gadget mereka. Lebih sering mendekap Gadget daripada mendekap buku sekolah.

Orangtualah yang menjadi benteng mereka. menjadi pelindung anak-anak merekaak. Jangan sampai anak-anak mereka menjadi korban Globalisasi yang nantinya akan merugikan anak itu sendiri.
Bentengi pula anak-anak dengan ilmu agama yang kuat. Karena Manusia akan mulia karena Ilmu.

Thursday, 30 July 2015



REGU
REGU
REGU
REGU
REGU
ELANG
HARIMAU
MELATI
MAWAR
ANGGREK

ROFIQ RAIHAN BISYRI
FIRMAN HERDIANSYAH
FITRI EKA JULIYANTI
YANI HERYANI
IPIT PATONAH
DANDI RIZKIA PRATAMA
AHMAD DERI
FATIMAH
DIANA HERMAYANTI
YULIA NURRACHMI
DEDE YUSUP SUPRIATNA
IQBAL HERYAN PRATAMA
LINDA RAHMAWATI
DEDE IRMA SURYANI
NURLAELA HANIFAH
IRFAN HERMAWAN
AGUS RAHMAN MUTAQIN
ITA JUWITA
NENSIH SURYANENGSIH
RIRIN EKARINA
RIZKI SETIAWAN
RIAN HIDAYAT
AI ZULFA GUSTYANI
MEY LENI NURHASANAH
YULIA SRI
APIP MAULANA SIDIK
ANMAL NUGRAHA
TINI RATNASARI
EUIS FARIDA
SINTA
EBI
GILANG SAPUTRA
MALIA PUTRI ALICIA
AI SITI ROKAYAH
TATSA DWI PUTRI
RUSMANTO
RIZKI FERDI HERDIANA




YUSUF BAHTIAR



Setelah sekitar 2 Minggu libur Lebaran, tepatnya hari Senin 27 Juli 2015 untuk pertama kalinya seluruh Sekolah yang ada di Kabupaten Pangandaran Umumnya di Seluruh Indonesia Melaksanakan Upacara bendera. 

Terlihat wajah-wajah Baru mengikuti Upacara bendera mereka yang pertama di SDN 2 Margacinta. Merekalah para siswa baru di SDN 2 Margacinta.
Ada yang special dalam pelaksanaan upacara hari Senin 27 Juli 2015. yakni pembacaan sambutan Dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sambutan tersebut  dibacakan oleh Kepala Sekolah di seluruh daerah di Indonesia dalam upacara bendera di hari pertama sekolah tahun pelajaran 2015/2016.

Dalam sambutannya, Mendikbud mengatakan upacara bendera seharusnya tidak menjadi sekadar kegiatan seremonial, tapi harus menjadi wahana bagi seluruh warga sekolah untuk berinteraksi secara reguler dan menjadi wahana bagi Kepala Sekolah untuk memberikan paparan dan arahan bagi seluruh warga sekolah secara rutin.
Mendikbud juga mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyadari bahwa itu bukan hanya para siswa, tetapi kita semua harus bisa dan harus tetap menjadi pembelajar. 

Berikut Sambutan Mendikbud pada Upacara Bendera Hari Pertama Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016 selengkapnya: 
 
SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
 
Pada Upacara Bendera Hari Pertama Sekolah Tahun Ajaran 2015/2016
Hari ini adalah hari istimewa bagi kita semua. Kita mengawali hari dengan berkumpul bersama di halaman ini. Kita bersama-sama melaksanakan upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan kita, menghormat bendera sembari berbaris rapi sebagai satu komunitas sekolah yang sama. Hari ini istimewa karena inilah hari pertama kita pada tahun ajaran 2015/2016 ini.
Pada hari pertama sekolah ini pula, upacara yang sama ini digelar di setiap sekolah di seluruh penjuru negeri kita tercinta ini. Pada hari ini kalian berdiri rapi bersama saudara-saudara sebayamu dari Sabang sampai Merauke melaksanakan upacara hari pertama memasuki tahun ajaran baru. Semua berseragam rapi, menghormati bendera yang sama, sang dwi warna, menyanyikan lagu kebangsaan yang sama, Indonesia Raya.
Hari ini kita bukan sekadar berkumpul di lapangan. Panjang barisan kalian kalau bergandeng tangan sambung-menyambung akan menghubungkan Kota Sabang di Pulau We hingga Kota Merauke di Papua, yang panjangnya 8.514 km, hingga 4 kali. Berkumpulnya kalian    di hari ini adalah juga mengirim pesan bahwa barisan besar ini adalah barisan anak bangsa yang sedang bergerak bersama mendorong kemajuan dan menyongsong masa depan gemilang untuk negeri ini.
Bagi para siswa semua yang saya cintai dan banggakan, di tahun ajaran baru ini, perbaruilah semangat kalian. Belajarlah dengan kesungguhan. Tuntaskanlah setiap pelajaran, terlibatlah dalam kegiatan- kegiatan di sekolah, berlatihlah untuk bisa memimpin dan dipimpin.
Kalian adalah pemilik masa depan Republik tercinta ini. Kalian tidak hanya sekedar pewaris, tapi di tangan kalianlah masa depan bangsa ini berada. Masa depan negeri ini ada di genggaman anda sekalian! Namun masa depan gemilang tak datang dengan sendirinya, tapi harus diraih melalui kerja keras dan perjuangan, dimulai dari bangku sekolah ini. Pesan saya adalah tinggikan mimpimu, cita- citamu, lalu kerja keraslah, berdoa dengan kesungguhan lalu targetkan pada dirimu bukan hanya berusaha untuk meraih cita-citamu, tapi kalian harus bisa melampaui cita-citamu itu.
Bagi Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan yang saya hormati dan banggakan, anak-anak didik yang hadir disini adalah amanah dari orang tua dan bangsa. Mereka percayakan pada Ibu dan Bapak untuk mendidik, mencerdaskan dan mencerahkan mereka.
Bagi sebagian Guru, hari ini adalah hari pertama bertugas di kelas baru, mata pelajaran baru atau bertemu dengan siswa-siswa baru. Demikian juga bagi Kepala Sekolah, ini adalah hari pertama menyambut siswa-siswa yang masuk dari jenjang paling bawah. Jangan biarkan upacara setiap Senin ini menjadi sekadar kegiatan seremonial, tapi harus menjadi wahana bagi seluruh warga sekolah untuk berinteraksi secara reguler dan menjadi wahana bagi Kepala Sekolah untuk memberikan paparan dan arahan bagi seluruh warga sekolah secara rutin.
Mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas pendidikan kita dengan menyadari bahwa bukan hanya para siswa, tetapi kita semua harus bisa dan harus tetap menjadi pembelajar. Mari kita tumbuh kembangkan anak didik kita bukan saja untuk meraih angka-angka tinggi di tiap mata pelajaran, tapi mari kita berikan pada mereka keteladanan dalam berbudi pekerti dan kita tumbuhkan karakter kepemimpinan mereka. Mari kita kembangkan budaya sekolah yang bisa menumbuhkan kemampuan berpikir  kritis,  berkomunikasi  efektif,  bekerja  sama  dan  berkreativitas  bagi  semua  anak  didik kita. Mulai hari ini, mari kita kuatkan jalinan silaturahmi sekolah dengan keluarga melalui interaksi yang baik dan rutin antara Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Orang Tua/Wali. Mari kita kembangkan semua itu melalui kegiatan intra-kurikular, ekstra-kurikuler maupun kegiatan non-kurikuler. Republik ini membutuhkan generasi baru yang bisa menjawab dan memenangkan tantangan di jamannya nanti.
Karena itu pulalah, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai babak baru bagi kita semua. Ini saat bagi kita untuk membentuk sekolah menjadi taman, menjadi ekosistem pendidikan yang penuh tantangan tapi menyenangkan bagi semua warganya. Siswa senang belajar di sekolah, guru-guru tulus dan gembira dalam mendidik serta menginspirasi, Kepala Sekolah yang bersemangat membangun budaya baik di sekolahnya serta membina warganya.
Ini juga kesempatan bagi kita untuk memulai pembiasaan dalam ekosistem sekolah ini. Saat kita menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik yang akan menjadi karakter dan budaya warganya. Mari biasakan lakukan hal baik, mari kerjakan dengan rutin, karena apa yang kita biasakan akan membentuk budi pekerti kita.
Perlu diingat bahwa budi pekerti ini bukan hanya tentang siswa, tapi juga budi pekerti dari kita semua di dunia pendidikan; termasuk budi pekerti dari seluruh warga sekolah, dari Siswa, Guru, Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan lainnya.
Dalam usaha penumbuhan budi pekerti ini, mari kita libatkan orangtua secara dekat, karena Orangtua dan Guru adalah mitra yang perlu bergandengan tangan saat menuntun tumbuh kembang siswa. Jangan lupakan pula pelibatan masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah. Jangan jadikan sekolah sebagai ruang tertutup, namun bukalah satu dindingnya kepada luasnya kenyataan yang ada di masyarakat. Ajak berbagai elemen masyarakat untuk ikut berbagi kepada siswa di sekolah dan ajak siswa terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat di sekitar sekolah.
Mari kita niatkan ikhtiar ini sebagai langkah awal untuk menumbuhkan siswa kita menjadi anak-anak pembelajar. Langkah pertama di tahun ajaran ini bagi Kepala Sekolah dan Guru untuk menjadi teladan sepanjang tahun. Dan bila kita terus bekerja dengan semangat yang sama di sepanjang tahun dan diikuti tahun-tahun berikutnya, maka kita semua sedang bergerak cepat membentuk bangsa kokoh.
Para siswa yang sedang berdiri di lapangan ini adalah putra-putri bangsa yang akan memimpin Indonesia saat kita merayakan 100 tahun Indonesia Merdeka. Izinkan anak-anak kita tumbuh semua potensinya, menjadi yang terbaik dari dirinya, dan kelak mereka bisa bersama-sama menjadi generasi baru, pembuat Indonesia jadi negeri maju, sejahtera yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.
 
Selamat berjuang sepanjang satu tahun ke depan!
 
Salam hangat dan hormat dari seluruh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 
Anies Baswedan
 

Monday, 27 July 2015

Tepatnya hari Minggu 26 Juli 2015 Ibu-ibu yang sedang mengadakan muslimatan di Lokasi kampung Budaya Margacinta kedatangan tamu dari Trans7.

Para jurnalis Trans7 ini datang bukan untuk meliput tentang Kampung Budaya ataupun kesenian badud. Akan tetepi mereka datang untuk meliput makanan khas Desa Margacinta yang terbuat dari "Honje laka" khususnya Jus Honje yang sedang Booming di Pangandaran.

Awalnya tawaran tersebut dtang ke pengurus KTNA Kabupaten Pangandaran, kemudian salah seorang utusan dari KTNA Kabupaten Pangandaran mendatangi pihak Desa Margacinta dan menanyakan apakah siap jika kedatangan Jurnalis dari Trans7 yang akan meliput "Jus Honje" tutur H. Edi Supriadi.

Selain Jus honje, jurnalis juga meliput makanan-makanan yang berbahan dasar Honje. Mulai dari sayur asam dan lain-lain
Ustad Kasdan selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Margacinta menerangkan bahwa masyarakat harus kuat keimanan dan ketakwaan. Pasalnya, Desa Margacinta kini sudah mendeklarasikan menjadi Desa Wisata alam dan Budaya.

Yang namanya objek wisata pasti bukan hanya dari negara kita sendiri, namun nantinya akan datangwisatwan dari mancanegara. Kita dengan mereka pastinya berbeda, mulai dari agama, ideologi, adat istiadat, pergaulan terutama gaya hidup.

Bukan berarti kita harus menjauhi mereka, namun kita bentengi diri kita dulu dengan keimanan yang kuat agar tidak terbawa dengan kebiasaan mereka yang tidak sesuai dengan aturan-aturan agama.

Karena kita adalah umat Islam, maka kita haruslah memegang teguh apa yang telah diatur didalamnya.
Kita harus menjaga mata, mulut, telinga, tangan, kaki, kemaluan dan keimanan. Jadikan Desa Margacinta ini Desa Wisata yang mendunia tanpa harus menghilangkan norma-norma agama. Sehingga menjadi "Baldatun Toyyibatun Wa robbun Ghofur" aamiin

Sunday, 26 July 2015




Dalam sambutannya ketika berkunjung ke Kampung Budaya Margacinta Pejabat Bupati Pangandaran Daud Achmad memberikan apresisasi yang sangat tinggi kepada Desa Margacinta karena masih melestarikan kesenian masli daerah. 

Pejabat Bupati Pangandaran menuturkan bahwa Desa Margacinta sudah memiliki komitmen yang baik menjadi Desa Wisata. Komitmen sudah ada, sekarang tinggal implementasinya “tutur Daud Achmad”

Beliau juga yakin masik banyak di wilayah Kabupaten Pangandaran potensi-potensi yang belum tergali. Dan apresiasi tinggi Kepada Kepala Desa Margacinta karena sudah berkomitmen melesarikan Seni dan Budaya.

Kedepan beliau mengharapkan para Kepala Desa se-kabupaten Pangandaran saling bersinergi demi kemajuan Kabupaten Pangandaran.

Beliau juga mengatakan bahwa silahkan masyarakat berpikir majumenerima kemajuan zaman dalam segala hal, namun jangan sampai meninggalkan kearifan lokal. Sopan santun santun tetap dijaga.  Apalagi terhadap para pengunjung yang datang ke Desa Margacinta. Berikan pelayanan yang baik kepada para wisatawan, baik itu wisatawan domestik ataupun mancanegara.

Mereka adalah tamu kita. Ada pepatah yang menyebutkan bahwa “Tamu adalah raja”. Jadi muliakanlah tamu, karena tamu datang membawa rezeki mereka dan pulang menghapus dosa

Suatu kehormatan bagi Desa Margacita karena Pejabat Bupati Kabupaten Pangandaran Daud Achmad pada hari Sabtu 25 Juli 2015 meluangkan waktunya berkunjung ke Kampung Budaya Desa Margacinta.

Maksud kunjungan Bapak Daud Achmad beserta rombongan adalah bersilaturahmi dan melihat secara dekat Kampung Budaya Margacinta yang sedang marak diperbincangkan.

Bapak Daud Achmad didampingi isterinya Miraseti Daud, Arie Budiawan (Sekpri), Undang G (Kabag Umum), Ade Jakaria (Sekmat Cijulang), Kasi Seni Budaya Disdikbudpora Kabupaten Pangandaran, bahkan ada juga Bapak H. Dedi (Kepala UPTD Dikbudpora Kecamatan Parigi).

Dalam sambutannya beliau menuturkan bahwa dirinya memang sudah ada rencana untuk singgah ke Kampung Budaya Margacinta. Namun beliau tidak mengira bahwa akan disambut dengan meriah seperti ini.

Beliau disambut dengan lantunan alat musik dog-dog dan angklung siswa-siswi SDN 1 dan 2 Margacinta.

Dalam kunjungannya beliau juga melihat Stand Cijulang body Rafting yang sudah disediakan. Di Stand  ini ditampilkan berbagai hal tentang Cijulang body Rafting baik itu foto-foto, peralatan body rafting dan lain sebagainya.

Beliau juga melihat secara langsung Lintasan Sirkuit “Metro jaya” yang masih berada di Lokasi Kampung Budaya Margacinta.

Berikut adalah beberapa aktfitas Pejabat Bupati Pangandaran Daud Achmad ketika mengunjungi Kampung Budaya Desa Margacinta: