Wednesday 18 February 2015



Guru dan Pengadministrasian tidak dapat dilepaskan.mungkin itu yang sering terlintas dalam pikiran kita. Tapi jangan menjadikan beban, tapi jadikanlah tugas kita itu kewajiban.
Agenda mengajar harian adalah salah satu dari  banyak Administrasi kelas yang harus dilengkapi. Namum terkadang keberadaannya terlupakan. Bahkan agenda mengajar harian ini sering kali tidak diisi. Hal ini yang sangat disayangkan jika memang terjadi di sekolah kami “tutur Ahdi, S.Pd (Kepala Sekolah SDN 2 Margacinta)”.
Menyikapi hal tersebut Ahdi, S.Pd tidak bosan-bosannya mengingatkan para dewan guru tentang Agenda mengajar harian dan Administrasi Kelas lainnya. Karena Administrasi Kelas ini sifatnya wajib dikerjakan, jika tidak dikerjakan maka guru tersebut akan mendapat peringatan. Bahkan Kepala Sekolahpun akan ditegur oleh Pengawas jika memang benar ada guru yang tidak mengerjakan segala macam administrasi yang dibebankan kepadanya.
lebih daripada itu administrasi kelas ini menjadi poin penting dalam pengakreditasian. Karena pembelajaran tidak akan berjalan jika perangkat Administrasinya tidak ada/dikerjakan. Seperti halnya contoh, jika kita hendak membangun rumah tetapi kita tidak mempersiapkan segala jenis kebutuhannya, maka sampai kapan pun rumah tersebut tidak akan pernah berdiri. Walaupun rumah itu hanya sebuah gubuk sederhana.
Apalagi sebagai guru kiata akan menddik calon pengganti, penerus dan pemimpin Negara kita kedepannya. Maka perlu dipersiapankan segala sesuatunya yang menunjang pembelajarannya. Karena system pembelajaran yang baik akan menentukan hasil dari pembelajaran itu sendiri. Ketika guru menghimbau anak untuk disiplin, tetapi jika diri kita sendiri belum mendisiplinkan diri apa jadinya. Apakah kita tidak malu pada anak didik kita sendiri.
Terlebih lagi pendidikan Dasar adalah pendidikan yang sangat menentukan masa depan peserta didik. Sebab dari pendidikan dasarlah karakter, bakat, minat dan yang lainnya terbentuk. Jika pengajarannya baik, maka akan menghasilkan peserta didik yang baik pula.
Guru itu digugu (dipatuhi perintahnya ) dan ditiru (perbuatannya). Patuhi perintah yang baik dan membangun, tiru perbuatanya yang baik dan  tinggalkan keejelekannya.

0 komentar:

Post a Comment